Kisah Pasutri Tewas Demi Lindungi Anak saat Pagar SPBU Roboh, Anak Perempuannya Ikut Jadi Korban

author photo Januari 24, 2024
Kisah Pasutri Tewas Demi Lindungi Anak saat Pagar SPBU Roboh, Anak Perempuannya Ikut Jadi Korban
Kejadian tembok SPBU yang roboh menimpa warga sampai tewas

Menyedihkan memang kisah pasangan suami istri yang tewas demi lindungi anak saat pagar SPBU roboh.

Ini dialami Semedi Arianto (80) dan istrinya, Thio Cin Nio (72) ketika pagar SPBU di Tebet roboh, Minggu (21/1/2024).

Semedi dan Tio tewas demi melindungi anaknya Amri Hartawan (40).

Ternyata Ami Kusuma Dewi (30), anak Semedi dan Tio yang lainnya di lokasi yang sama juga tewas tertimpa pagar SPBU.

Kini korban pagar SPBU di Tebet, Jakarta Selatan yang roboh bakal segera disemayamkan.

Diketahui, atas kejadian ini pasangan suami istri (Pasutri) Samedi Irianto (80) dan Thio Cin Nio (72), serta anak Ami Kusuma Dewi (30) yang tewas tertimpa tembok roboh pada Minggu (21/1/2024) siang.

Kejadian ini sendiri berlangsung di di SPBU Jalan Tebet Barat Dalam II, RT 01/RW 03, Tebet, Jakarta Selatan akan dimakamkan di TPU Jati Menteng Dalam.

Anak Samedi dan Thio, Amri Hartawan (40) mengatakan jenazah kedua orang tuanya akan dimakamkan secara tumpang pada pusara mendiang kakaknya di TPU Jati Menteng Dalam.

"Ditumpang, karena di situ (TPU Jati Menteng Dalam) kan sebelumnya ada almarhum abang saya. Jadi ibu sama bapak saya ditumpang ke abang saya," kata Amri, Minggu (21/1/2024) dikutip dari Tribun Jakarta.

Sementara jenazah Ami yang meninggal saat melindungi sang anak, Fabian (10) dari reruntuhan tembok SPBU rencananya akan ditumpang pada pusara anak mertua di TPU Jati Menteng Dalam.

Rencananya setelah proses visum luar terhadap tiga korban yang dilakukan tim dokter forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) rampung jenazah Samedi, Thio, dan Ami akan langsung dimakamkan.

"Adik (Ami) saya ditumpang ke anak mertua. Tinggal menunggu surat dari kepolisian. Rencana dimakamkan di TPU Jati, Menteng Dalam. Insya Allah dimakamkan hari ini," ujarnya.

Terkait kasus, Amri menuturkan tembok SPBU dengan tinggi sekitar 4 meter dan panjang 15 meter yang roboh menimpa keluarganya memang sudah dalam kondisi miring sebelum kejadian.

Menurutnya jauh sebelum kejadian warga RT 01/RW 03 yang bermukim di sekitar lokasi sudah sempat menyampaikan kondisi tembok kepada pihak pengelola SPBU agar ditindaklanjuti.

Nahas sebelum diperbaiki tembok yang berbatasan dengan warung gado-gado usaha keluarganya itu roboh ketika kedua orangtua, adik, dan keponakannya mempersiapkan dagangan.

"Memang tembok ini sudah lama miring, banyak retaknya juga. Sudah dikomplain sama warga juga. Ada sekitar berapa tahun (sudah miring). Makannya pas roboh ada warga marah-marah," tuturnya.

Polsek Tebet menangani kasus.

Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan berdasar hasil penyelidikan sementara Unit Reskrim pihak pengelola SPBU sudah mengetahui bahwa konstruksi tembok tidak lagi kokoh.

"Kalau dilihat dari posisi tembok itu cukup tinggi, empat meter.

Kondisinya mungkin juga di bawahnya kurang kuat. Dan ada kemiringan, dari yang tersisa ada kemiringan," kata Murodih. [Tribunnews]

Next article Next Post
Previous article Previous Post